BAB 10
Selasa, 27 Desember 2011
Selasa, 22 November 2011
MAKALAH IBD 3
MAKALAH IBD 3

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, penulisan makalah Ilmu Budaya
Dasar mengenai Kontribusi Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Melestarikan
Kebudayaan ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membagi wawasan
sekaligus mendorong kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan
kebudayaan.
Telah selesainnya penulisan makalah
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
adat Kebo-keboan merupakan salah
satu upacara adat yang dimiliki masyarakat Banyuwangi. Upacara adat Kebo-keboan
bertujuan diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala mara bahaya dan wabah
penyakit yang melanda pada masyarakat. Pada upacara adat Kebo-keboan diharapkan
hasil panen yang akan datang dapat meningkat atau lebih baik dari panen
sebelumnya. Upacara adat Kebo-keboan ini masih dilestarikan dan mempunyai
pengaruh dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Desa
Alasmalang.
I.2 TUJUAN
KONTRIBUSI
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN
MATA KULIAH
: ILMU BUDAYA DASAR
DOSEN
: Muhammad Burhan Amin

DISUSUN
OLEH :
NAMA : Lailatul Hudairiah
NPM :
34411058
KELAS : 1 ID 06
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2011/2012
Topik Makalah
Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat
Dalam Melestarikan Kebudayaan
Kelas : 1-ID06
Tanggal Penyerahan Makalah : 23 November 2011
Tanggal Upload Makalah : 24 November 2011
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan
bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa
meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima
konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P
E N Y U S U N
N P M
|
Nama Lengkap
|
Tanda Tangan
|
34411058
|
Lailatul Hudairiah
|
|
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat
dan hidayah-Nya, penulisan makalah Ilmu Budaya
Dasar mengenai Kontribusi Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Melestarikan
Kebudayaan ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membagi wawasan
sekaligus mendorong kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan
kebudayaan.
Telah selesainnya penulisan makalah
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1.
Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
2.
Kedua
orang tua tercinta serta adik dan kakak, yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan semangat, serta doa, sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan makalah
ini.
3.
Rekan-rekan
yang berada di lingkungan 1 ID06 yang membantu secara moril dan
materil.
4.
Seluruh pihak yang telah sangat membantu yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan serta kekurangan. Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kemajuan kita bersama.
Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bekasi, Nopember 2011
Lailatul Hudairiah
DAFTAR ISI
Pernyataan…………………………………………………….………………………...........i
Kata Pengantar……………………….………………………………………………………..ii
Daftar Isi………………………...…………..……………......................................................iii
Bab 1
Pendahuluan………………….....……………………………………………………………..1
1.Latar
Belakang……………..……............…………………………………………………..1
2.Tujuan…………………...........……………………………………………………………...4
3.Sasaran…………………………………………….............…………………………………4
Bab 2 Permasalahan………...……………………...............…………………………………………5
1.Kekuatan………...............................………………………………………………………..5
2.Kelemahan………..........................………………………………………………………….5
3.Peluang..……………………………………………………………………………………..6
4.Tantangan/Hambatan…………..…………………………………………………………….6
Bab 3 Kesimpulan dan
Rekomendasi……………………………...…………………….…………………………......7
1.Kesimpulan……………………..……............……………...………………………………7
2.Rekomendasi…………………………....……….…………………………………………..7
3.Referensi……………………………………………………………………………………..8
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Ketika
membahas tentang Kebudayaan Indonesia, tentunya tidak ada batasan setiap orang
untuk mengagumi dan mencintai seluruh budaya Indonesia yang kian beragam. Namun
kenyataan yang banyak dijumpai adalah kian terasingnya kebudayaan asli di
negeri sendiri.
Bukan
rahasia umum lagi bahwa masuknya globalisasi sangat cepat mendominasi pola
hidup masyarakat tanah air. Lalu dimana arti perjuangan para pahlawan
memperebutkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan jasmani dan rohani dari
sekutu bertahun-tahun lamanya dengan berani mati demi tanah air bagi anak
cucunya jika pada akhirnya bangsa Indonesia kini membiarkan dengan mudahnya
akal, tingkah laku hingga pola hidupnya dijajah secara halus oleh arus
globalisasi?
Dengan
demikian sangat penting untuk menanamkan kesadaran pada diri masing-masing akan
pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia terutama para pemeritah yang pada
hakikatnya adalah berkewajiban untuk memerintah dan mengatur seluruh rakyatnya
untuk tetap bangga dengan jati diri sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan
keragaman budaya. Namun tidaklah semata-mata hanya pemerintah saja yang
bertanggung jawab penuh atas kelestarian kebudayaan Indonesia, masyarakat Indonesia
secara keseluruhanpun wajib untuk tetap melestarikan kebudayaan Indonesia
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Sebagai contoh kontribusi pemerintah dan
masyarakat dalam melestarikan kebudayaan adalah sebagai berikut :
Upaya pemerintah daerah dalam melestarikan
budaya upacara adat "kebo-keboan" sebagai aset pariwisata di Desa
Alasmalang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi.
Upaya pemerintah daerah dalam melestarikan budaya upacara adat "kebo-keboan" sebagai
Upaya pemerintah daerah dalam melestarikan budaya upacara adat "kebo-keboan" sebagai
aset pariwisata di Desa Alasmalang Kecamatan
Singojuruh Kabupaten Banyuwangi. Upacara
adat Kebo-keboan merupakan salah
satu upacara adat yang dimiliki masyarakat Banyuwangi. Upacara adat Kebo-keboan
bertujuan diberi keselamatan dan dijauhkan dari segala mara bahaya dan wabah
penyakit yang melanda pada masyarakat. Pada upacara adat Kebo-keboan diharapkan
hasil panen yang akan datang dapat meningkat atau lebih baik dari panen
sebelumnya. Upacara adat Kebo-keboan ini masih dilestarikan dan mempunyai
pengaruh dan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Desa
Alasmalang.
Upacara adat Kebo-keboan lahir pada abad ke 18 oleh Buyut Karti dan pernah
hilang dalam pandangan masyarakat Banyuwangi karena adanya isu-isu politik dan
muncul lagi sekitar tahun 1965 an. Dalam pelaksanaannya upacara adat
Kebo-keboan terdapat tambahan kesenian Banyuwangi yang lainnya. Kesenian
tersebut antara lain: Wayang Kulit, kuntulan, angklung, dan tari jejer
gandrung. Unsur-unsur upacara dalam upacara adat Kebo-keboan adalah: Berdoa,
Bersaji, Makan bersama makanan yang sudah disucikan dengan doa, pawai ider
bumi. Pelaksanaan upacara adat Kebo-keboan terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap
pra acara atau persiapan, acara inti, dan tahap akhir atau penutup. Pemerintah
daerah Kabupaten Banyuwangi juga berperan dalam memberikan kemudahan perijinan
pementasan, memberikan pembinaan diantaranya melalui sarasehan, festival,
pelatihan, serta memberikan dana bagi pengembangan dan pelestarian upacara adat
kebo-keboan Banyuwangi.
Upacara adat Kebo-keboan rutin dilaksanakan
satiap satu tahun sekali setiap tanggal 10 suro. Selain melibatkan masyarakat
setempat misalnya sebagai panitia, upacara ini juga didukung oleh pemerintah
Daerah Banyuwangi serta para sponsor. Upacara adat Kebo-keboan membutuhkan
anggaran dana besar sehingga memerlukan sumbangan dari berbagai pihak.dana
tersebut diperoleh dari sumbangan sukarela masyarakat Alasmalang, dari
Pemerintah Daerah Banyuwangi, dari para sponsor, karcis masuk dari penonton
untuk melihat upacara ini serta dari sektor parkir.
Upacara adat Kebo-keboan mempunyai
dampak yang luar biasa bagi perkembangan dan pembangunan Dusun Krajan Desa
Alasmalang, contohnya yaitu pembangunan gapura masuk, sumbangan pembangunan
masjid, sumbangan anak yatim dan perbaikan jalan. Upacara adat Kebo-keboan pada
saat ini mengalami pergeseran baik keberadaanya maupun makna religinya upacara
adat kebo-keboan semakin berkurang. Untuk diperlukan kesadaran masyarakat
setempat dan Pemerintah Daerah Banyuwangi agar keberadaan upacara adat Kebo-keboan
tetap terjaga dan terus berkembang.
Adapun
yang dilakukan oleh salah satu masyarakat sebagai contoh melestarikan
kebudayaan adalah membuat Game. Game memang menjadi
pro kontra dalam kehidupan kita, ada yang menilai bahwa game itu kurang baik dan
ada juga yang menganggap bahwa game baik untuk dijadikan sarana refreshing guna
menghilangkan berbagai penat yang telah kita lalui dalam kesibukan kita.
Kalangan orang yang menilai kurang baiknya bermain game adalah
karena alasan bahwa game membuat orang menjadi malas, terutama malas untuk
belajar bagi siswa. Jadi bagaimana kalau game yang memiliki edukasi buat siswa?
Ya, ada baiknya jika game dipadukan dengan edukasi, misalnya
adalah game Arjuna Sang Pemanah. Ini pertama kali saya melihat game yang
dipadukan dengan edukasi, terutama dalam bidang kebudayaan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa Arjuna merupakan salah satu tokoh pahlawan yang ada dalam cerita
wayang jawa.
Dalam game ini, kita memainkan Arjuna dengan senjata khasnya,
yaitu berupa panah. Ceritanya ini adalah ada sayembara untuk memperebutkan
seorang puteri. Kemudian Arjuna ingin ikut sayembara tersebut, sayangnya dia
harus melewati hutan yang berbahaya untuk bisa sampai ke lokasi sayembara
tersebut. Di hutan ini ada banyak sekali rintangan, ada monster dan mahluk
lainnya yang menyerang dan menghambat perjalanan Arjuna. Di sini kita bisa
menggerakkan Arjuna dan mengalahkan para mahluk tersebut dengan panahnya.
I.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
I.2.a Meninjau upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah dalam melestarikan
kebudayaan
I.2.b Mengasah kemampuan penulisan ilmiah
I.2.c Mengajak masyarakat Indonesia selalu
berperan aktif dalam melestarikan kebudayaan Indonesia
I.2.d Munumbuhkan rasa cinta terhadap budaya
Indonesia
I.2.e Meluruskan pandangan masyarakat akan
pentingnya menjaga persatuan Indonesia di tengah keanekaragaman suku dan
budaya.
I.2.f Mendorong keberanian setiap masyarakat
untuk berani mencintai jati diri sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan
kebudayaan
I.3 SASARAN
Penulisan
makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat yang mayoritas aktif mengakses
internet karena makalah ini saya unggah ke website blog saya http://lailatulhudairiah.blogspot.com
agar tidak ada alasan keterbatasan waktu dan tempat untuk mempelajari hal-hal
penting mengenai budaya Indonesia dan mampu ikut serta melestarikan kebudayaan
Indonesia
BAB II
PERMASALAHAN
Menyadari pentingnya mempertahankan,
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan di era globalisasi ini dirasa perlu untuk
menkankan kepada setiap kalangan masyarakat untuk ikut serta berkontribusi
dalam melestarikannya. Namun disini penulis uraikan permasalahan dalam beberapa
aspek melingkupi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sebagai berikut :
1.
Kekuatan (Strength)
a. Nenek
moyang dan para leluhur dengan berbagai jasanya telah mewariskan kepada
generasi bangsa saat ini kebudayaan yang indah dan kuat yang menjadi daya tarik
tersendiri bagi beberapa kalangan
b. Dukungan
Pemerintahan yang baik khususnya di bidang kebudayaan mempermudah pelestarian
kebudayaan di banyak kesempatan.
c. Nilai
kebudayaan di daerah-daerah yang dijaga kuat oleh para orang tua dan
dikembangkan pada diri anak cucu mereka merupakan kunci utama kelestarian
kebudayaan Indonesia.
d. Generasi
muda penuh dengan kreatifitas mulai berani tampil dengan membawa kebudayaan
Indonesia ke kalangan masyarakat luas dan mencoba masuk ke lingkungan global.
2.
Kelemahan (Weakness)
a. Banyak
para tetua yang telah wafat sebelum mewariskan seluruh kebudayaan yang mereka
miliki/ketahui sehingga ada beberapa ritualisasi yang kurang sempurna
b. Korupsi
yang dilakukan kebanyakan pejabat menghalangi kelangsungan kebudayaan Indonesia
karena yang seharusnya dengan uang-uang tersebut dapat dilakukan pengembangan
kebudayaan kepada generasi muda tetapi dengan ketamakannya mereka mengabaikan
pentingnya melestarikan kebudayaan
c. Kurangnya pengenalan kebudayaan daerah ke
kalangan global khususnya masyarakat perkotaan membuat kesenjangan yang terasa
antara masyarakat pedesaan dan perkotaan kian menguat, orang kota lebih
cenderung untuk mengikuti arus globalisasi.
d. Beperapa
masyarakat pedalaman yang masih menganut kebudayaan spiritual yang kental
kebanyakan tertutup pada kedatangan orang dari luar daerah/suku mereka sehingga
membatasi pertukaran ilmu/kebudayaan antar daerah.
3.
Peluang (Opportunity)
a.
Pertunjukan kesenian yang melibatkan masyarakat
luas dapat di kembangkan atau sering diadakan untuk terus melestarikan
kebudayaan
b.
Kunjungan pemerintah ke masyarakat pedesaan
dapat membangkitkan percaya diri.
c.
Pemasaran kebudayaan daerah ke perkotaan hingga
manca Negara mudah diterima.
d.
Kesadaran masyarakat akan indahnya kebudayaan
Indonesia merupakan tiang kuat bagi kelestarian kebudayaan Indonesia seutuhnya.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a.
Memperkenalkan kebudayaan daerah ke Negara asing
sering kali menimbulkan masalah baru seperti pencurian, pembajakan dll.
b.
Biaya yang tidak sedikit untuk mengadakan
acara-acara kebudayaan sering juga menjadi pertimbangan masyarakat untuk
akhirnya lebih memilih mencari jalan cepat dan hemat dengan menggunakan
kebudayaan lain.
c.
Waktu yang panjang dalam beberapa acara adat menjadi keluhan para generasi-
generasi saat ini.
d. Paradigma masyarakat
terutama kaum religius yang bertempat tinggal di daerah yang masih menganut kental ritual kebudayaan yang
dianggap mistis/musyrik mulai meninggalkan tradisinya.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
a.
Peran utama dalam pelestarian kebudayaan bukanlah hanya milik seseorang atau segolongan
saja, melainkan semua lapisan masyarakan juga memegang peranan penting
tersebut.
b.
Menjadi bangsa yang bangga dan percaya diri dengan segala kekayaan kebudayaan
Indonesia yang kita miliki sangat perlu ditanamkan pada seluruh masyarakat.
c.
Pemerintah dan masyarakat sangat berkaitan erat dalam pelestarian kebudayaan
Indonesia di setiap kesempatan.
d.
Sikap berani membela keutuhan kebudayaan
Indonesia sangat penting agar budaya kita nan indah tidak lagi dicuri oleh
Negara lain.
2. Rekomendasi
a.
Agar tidak ada lagi korupsi yang dilakukan
kebanyakan pejabat yang dapat menghalangi kelangsungan kebudayaan Indonesia
karena yang seharusnya dengan uang-uang tersebut dapat dilakukan pengembangan
kebudayaan kepada generasi muda tetapi dengan ketamakannya mereka mengabaikan
pentingnya melestarikan kebudayaan, perlu diberikan sanksi-sanksi tetap pada
hal tersebut
b.
Perlu diadakan pertemuan antar kepala
suku/daerah agar Beperapa masyarakat pedalaman yang masih menganut kebudayaan
spiritual yang kental dan kebanyakan tertutup pada kedatangan orang dari luar
daerah/suku mereka bahkan membatasi pertukaran ilmu/kebudayaan antar daerah
bisa dicairkan
c.
Dipersiapkan seluruh masyarakat apabila terjadi
perkenalan kebudayaan daerah ke Negara asing yang sering kali menimbulkan
masalah baru seperti pencurian, pembajakan dll. Agar tidak kehilangan
kebudayaan asli Indonesia
d.
Pengadaan gotong-royong antara masyarakat
terutama kaum religius yang bertempat tinggal di daerah yang masih menganut kental ritual kebudayaan yang dianggap
mistis/musyrik mulai meninggalkan tradisinya dengan masyarakan yang masih
menganut ritual-ritual tersebut.
Referensi
Minggu, 13 November 2011
Minggu, 06 November 2011
Senin, 24 Oktober 2011
MAKALAH IBD 2
PERAN KEBUDAYAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulisan makalah Ilmu Budaya Dasar mengenai Peran Kebudayaan
dalam Membentuk Kepribadian ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membagi
wawasan sekaligus mengingatkan kembali masyarakat akan pentingnya
kebudayaan warisan para leluhur sebelumnya namun tetap harus menjaga persatuan
Republik Indonesia.
Telah selesainnya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1.
Ibu
Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T., sebagai Kepala Jurusan Teknik Industri
Universitas Gunadarma.
2.
Bapak Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar.
3.
Kedua
orang tua tercinta serta adik dan kakak, yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan semangat, serta doa, sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan makalah ini.
4.
Rekan-rekan
yang berada di lingkungan 1
ID06 yang membantu secara moril dan materil.
5.
Seluruh pihak yang telah sangat membantu yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan serta
kekurangan. Saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kemajuan
kita bersama.
Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Bekasi, November 2011
Lailatul Hudairiah
BAB I
PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang
Indonesia,
suatu bentuk Negara Republik dengan keanekaragaman budaya dan bahasa yang
berkiblat kepada pedoman Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda
namun tetap satu jua. Namun didalam prakteknya yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari masih Nampak banyak sekali batasan-batasan yang seperti
penghalang antara individu ataupun kelompok yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini tentu bisa menjadi boomerang bagi keutuhan Republik Indonesia.
Sebagai contoh kecil dapat dilihat
dari kebudayaan Suku Madura dan Suku Jawa yang sangat terlihat perbedaan
kepribadiannya.
Orang-orang Suku Madura pada umumnya adalah orang yang suka
merantau karena keadaan wilayahnya tidak baik untuk bertani. Orang Madura
senang berdagang dan dominan di pasar-pasar. Selain itu banyak yang menjadi
nelayan, buruh, pengumpul besi tua dan barang-barang rongsokan lainnya. Orang
suku Madura terkenal dengan gaya bicaranya yang blak-blakan serata sifatnya
yang keras dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin
dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti
menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang
Madura juga dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang mereka
melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan Larung Sesaji).
Harga diri juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki
sebuah peribahasa “Lebhi Bagus Pote
Tollang, atembang Pote Mata”. Artinya, lebih baik mati daripada malu.
Lain
halnya dengan Orang-orang suku Jawa, Dalam kesehariannya mereka lebih banyak
menggunakan Bahasa Jawa. Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan
intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal
dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat
dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar
akan status sosialnya di masyarakat.
Orang
Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama
Protestan dan Katolik juga banyak. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan.
Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa.
Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan
ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang
kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua
budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga
kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Di Indonesia, orang Jawa bisa
ditemukan dalam segala bidang, terutama sebagai Pegawai Negeri Sipil dan
Militer. Orang Jawa tidak menonjol dalam bidang Bisnis dan Industri. Orang Jawa
juga banyak yang bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga kerja Indonesia sebagai
pembantu rumah tangga dan buruh di hutan-hutan di luar negeri yang mencapai
hampir 6 juta orang.
Masyarakat Jawa juga terkenal akan
pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama,
Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga
kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah
penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara
nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan.
Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan
sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit
diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya
dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa, dan In
Orang Jawa terkenal dengan budaya
seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan
wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan
wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Tetapi pengaruh Islam dan Dunia Barat ada
pula
Orang Jawa memiliki stereotipe
sebagai sukubangsa yang sopan dan halus.[1] Tetapi mereka juga terkenal sebagai
sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon
berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan
menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak
membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.
Namun, tidak semua orang Jawa
memiliki sikap tertutup dan tidak mau berterus terang. Orang Jawa di daerah
timur bantaran Sungai Brantas — khususnya Kota Surabaya, Kota dan Kabupaten
Mojokerto, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jombang, Kota dan
Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Malang — memiliki watak
egaliter, lugas, terbuka, terus terang, apa adanya, dan tidak suka basa-basi.
I.B TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
I.B.1 Mempelajari
lebih dalam perbedaan kebudayaan pada tiap suku di Indonesia
I.B.2 Mengasah
kemampuan penulisan ilmiah
I.B.3 Mengajak
masyarakat Indonesia untuk mengenali suku budaya lebih dalam
I.B.4 Munumbuhkan
rasa cinta terhadap budaya Indonesia
I.B.5 Meluruskan pandangan masyarakat akan pentingnya
menjaga persatuan Indonesia di tengah keanekaragaman suku dan budaya.
I.C SASARAN
Penulisan
makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat yang mayoritas aktif
mengakses internet karena makalah ini saya unggah ke website blog saya http://lailatulhudairiah.blogspot.com
agar tidak ada alasan keterbatasan waktu dan tempat untuk mempelajari hal-hal
penting mengenai budaya Indonesia dan tidak lagi merasa bahwa perbedaan suku
dan budaya menjadi suatu batas, penghalang atau bahkan boomerang.
BAB II
ANALISIS SWOT
II.A STRENGTH
II.A.1 Kekayaan akan keanekaragamn budaya Indonesia.
II.A.2 Pondasi
yang kuat apabila terjadi hal buruk yang mengancam Indonesia.
II.A.3 Antara masyarakat satu dengan yang lainnya bisa
saling bertukar wawasan.
II.A.4 Masyarakat
selalu membuka hati dan memberi ruang pada keanekaragaman budaya.
II.B WEAKNESS
II.B.1 Arus globalisasi kian kuat menjamah
nilai-nilai kulturisasi.
II.B.2 Kelompok/perkumpulan suku membatasi pergaulan.
II.B.3 Penganut
kebudayaan suku yang terlalu kental cenderung mengabaikan persatuan Indonesia.
II.B.4 Perbedaan social budaya memicu adanya konflik
antar suku.
II.C OPPORTUNITY
II.C.1 Pernikahan
antar suku menyatukan perbedaan.
II.C.2 Mengajarkan
arti penting persatuan Indonesia menjadi pelajaran utama di setiap kalangan
masyarakat.
II.C.3 Gotong
royong sebagai ciri Negara Indonesia disetiap saat menyatukan perbedaan
II.C.4 Upacara adat yang menarik membangkitkan cinta
tanah air Indonesia.
II.D THREATS
II.D.1 Menguatnya
pengaruh globalisasi pada arah kecintaan masyarakat terhadap budaya Indonesia.
II.D.2 Garis batas perbedaan kebudayaan mengancam
keutuhan persatuan Indonesia.
II.D.3 Sejarah masing-masing suku cenderung
meninggikan sukunya sendiri.
II.D.4 Pengelompokkan
masyarakat dan penilaian miring tentang kebudayaan suku lain.
BAB
III
REKOMENDASI
III.A Kelompok/perkumpulan
suku membatasi pergaulan sangat meresahkan
III.B ditambah
lagi penganut kebudayaan suku yang terlalu kental cenderung mengabaikan
persatuan Indonesia.
III.C yang
perlu ditingkatkan adalah menekankan gotong royong sebagai ciri Negara
Indonesia disetiap saat menyatukan perbedaan
III.D Sehingga
pengelompokkan masyarakat dan penilaian miring tentang kebudayaan suku lain
dapat dinetralkan.
BAB
IV
REFERENSI
IV.1 Ainun, Emha
(2007). Folklore Madura. Madura:
Progress.
IV.2 Santosa, Iman Budhi (2010). Nasihat
Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Diva Press
IV.3 Mcenter (2007). Semua Tentang
Madura-Madura Indonesia Mandiri. From http://maduracenter.wordpress.com/2007/07/14/suku-madura/,
24 Oktober 2011
IV.4 Kazenov (2010). Suku Jawa. From
http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/10/suku-jawa/,
24 Oktober 2011.
Langganan:
Postingan (Atom)