DAMPAK SIOSIAL TAWURAN ANTARA KELOMPOK PELAJAR di JAKARTA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Remaja adalah cermin dari suatu
bangsa. Pelajar yang mayoritas adalah remaja memiliki
Kewajiban-kewajiban
yang harus dilaksanakan. Kewajiban pelajar tidak lain adalah menuntut ilmu dan
berbakti kepada kedua orang tua. Sebagai warga negara yang baik, pelajar juga
wajib mematuhi peraturan Undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Larangan-larangan juga harus dijauhi demi kebaikan masing-masing pelajar.
Undang-undang
mengatur setiap warga negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan bernegara.
Undang-undang juga menegaskan wajib belajar
9 tahun, namun bukan berarti belajar hanya perlu sampai 9 tahun saja,
melainkan 9 tahun yang dimaksud adalah batas minimal. Belajar pada hakikatnya
dapat dilakukan dimana saja, namun untuk kepentingan bersama maka kegiatan
belajar dilaksanakan di sekolah ada jam yang telah ditentukan.
Pergaulan
di dalam dan di luar sekolah sangat luas, sehingga pelajar dapat mengenal
berbagai sifat dan karakter pelajar lain di dalam sekolah. Memilih teman yang
baik adalah kunci utama langkah pelajar di dalam sekolah. Salah memilih teman
bisa berakibat fatal, seperti terpengaruh untuk ikut berbuat yang melanggar
norma dan Undang-undang. Pelanggaran yang paling sering dilakukan adalah bolos
sekolah, merokok, bahkan sampai tawuran.
Tawuran yang baru-baru ini
diberitakan sampai menelan korban jiwa, alangkah sia-sianya masa muda yang
seharusnya menjadi masa-masa berharga untuk hari tua nanti. Penyebab dari
tawuran pun sangat beragam, tidak sedikit dari mereka yang ikut tawuran adalah
anak-anak yang mengalami tekanan mental dan masih labil sehingga tidak berfikir
panjang sebelum melakukan sesuatu.
Melihat
banyaknya kejadian tawuran antara kelompok pelajar di Jakarta ini pemerintah
dan pihak sekolah wajib ikut andil dalam mencegah hal tersebut kembali
terulang. Tawuran bisa menyebabkan trauma dan membuat pelaku menjadi terbiasa
berbuat anarkis sehingga dikemudian hari akan bertambah lagi pelaku kejahatan
di Negeri ini.
Banyak
pelajar yang pernah mengikuti tawuran, banyak juga yang tidak pernah mengikuti
tawuran. Keduanya perlu diberi bimbingan rohani agar tidak ada lagi peristiwa
tawuran antara kelompok pelajar di Jakarta yang memprihatinkan. Lingkungan
sekitar pun perlu berperan aktif dalam
mencegah kejadian tersebut. Cara-cara yang sederhana seperti merangkul dan
mendengarkan keluhan-keluhan mereka bisa menjadi penyejuk bagi jiwa pelajar
yang tergolong sangat labil .
1.2 TUJUAN
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengembalikan
rasa persatuan antar warga bernegara yang melemah
b. Mengasah
kemampuan penulisan ilmiah
c. Mengajak
masyarakat Indonesia selalu berperan aktif dalam menjaga persatuan dan
kesatuan.
d. Mengajak
masyarakat untuk berperan aktif mencegah tindak kejahatan
e. Memperjelas
bahwa setiap anak memiliki hak dan kewajiban yang perlu untuk selalu
diarahkan
I.3 SASARAN
Penulisan
makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat yang mayoritas aktif
mengakses internet karena makalah ini saya unggah ke website blog saya http://lailatulhudairiah.blogspot.com/
agar tidak ada
alasan keterbatasan waktu dan tempat untuk mempelajari hal-hal penting mengenai
dampak sosial tawuran antara kelompok pelajar di Jakarta.
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan dampak sosial tawuran antara kelompok pelajar di Jakarta dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan
internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
2.1 Kekuatan (Strength)
a. Pelampiasan
Suasana
keluarga di rumah yang kurang harmonis menyebabkan anak merasa tertekan mental.
Sifat alami seorang anak adalah ingin diperhatikan, ketika dia tidak
mendapatkannya maka ada amarah dalam dirinya yang membuatnya ingin
melampiaskannya entah pada apa dan siapa.
b. Gengsi
Bergaul
dengan teman yang memiliki kebiasaan buruk, akan mempengaruhi anak untuk mau
tidak mau mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya karena menjaga gengsi.
c. Menguji
nyali
Tawuran
mayoritas dilakukan oleh anak laki-laki yang merasa memiliki nyali besar.
Semakin besar tantangannya maka semakin semangat.
d. Mempertahankan
kekuatan sekolah
Sekolah
yang telah dianggap jagoan dari beberapa sekolah lain tentu tidak ingin
dijatuhkan oleh sekolah manapun, terutama dalam hal tawuran.
2.2 Kelemahan (Weakness)
a. Trauma
Seorang
pelajar yang sifat aslinya tidak suka berbuat anarkis namun terlanjur ikut
dalam tawuran dan melihat hal-hal yang memilukan akan membuat rasa trauma yang
dalam dikemudian hari
b. Tidak
konsentrasi
Pelajar
yang sering tawuran tidak akan konsentrasi dalam belajar sehingga nilai
akademiknya akan jelek dan membuatnya tercatat dalam tindak criminal sehingga
masa depan adalah taruhannya.
c. Labilnya
jiwa
Cara
menyelesaikan masalah dengan kekerasan akan menjadi kebiasaan bagi pelajar-pelajar
yang sering tawuran
d. Masa
depan yang buruk
Tercatat
dalam catatan criminal bisa mengakibatkan sulitnya mencari pekerjaan sehingga
masa depan pun tidak akan cemerlang.
2.3 Peluang (Opportunity)
a. Uang
Untuk kepentingan tertentu, kelompok pelajar yang tawuran bisa
saja menjadi boneka yang diperalat oleh orang-orang dengan otak kotor yang
menjanjikan sejumlah uang jika bisa mengalahkan kelompo pelajar lain
b. Rasa dipandang oleh kelompok lain
Kelompok pelajar yang telah mampu
mempertahankan reputasi sekolah tentu disegani
Kelompok pelajar dari sekolah lain
c. Perhatian keluarga
Tidak sedikit dari anggota kelompok yang
sering mengikuti tawuran adalah remaja
Yang mengalami depresi akibat ketidak
harmonisannya hubungan dengan keluarga
Sehingga dengan tawuran mereka akan
mendapatkan perhatian lebih.
d. Kenangan untuk masa tua
Masa muda yang penuh dengan tantangan bisa
menjadi kenangan yang bisa
Dibanggakan kepada anak dan cucunya kelak.
2.4 Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Uji nyali
Semakin besar kelompok tawuran, maka akan
semakin besar tantangannya
b. Hukum
Kelompok pelajar yang sedang tawuran harus
pandai menghindari kejaran petugas
Karena kalau sampai tertangkap polisi akan
menjadi masalah hukum yang panjang.
c. Lawan yang besar
Kelompok pelajar dengan jumlah yang
sedikit akan mundur ketika mengetahui
kemampuan lawan yang lebih besar.
d. Trauma
Terluka pada saat tawuran bisa menjadi
trauma yang mengakibatkan trauma yang
membuat diri merasa ketakutan dengan
tindak kekerasan dimasa yang akan datang.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
a.
Perhatian
dari keluarga menciptakan rasa tenang dan damai dalam diri seorang anak
sehingga
anak mengerti akan pentingnya menuntut ilmu
dengan sebaik-baiknya.
b. Sekolah
yang telah dianggap jagoan dari beberapa sekolah lain tentu tidak ingin
dijatuhkan
oleh sekolah manapun, terutama dalam hal
tawuran.
c. Sekali tercatat dalam buku criminal maka akan
sangat sulit untuk mencari pekerjaan
di masa yang akan datang sehingga setiap anak
perlu berfikir jernih sebelum
melakukan sesuatu.
d. Masa muda yang penuh dengan tantangan bisa
menjadi kenangan yang bisa
Dibanggakan kepada anak dan cucunya kelak.
3.2 Rekomendasi
a.
Mendekatkan diri kepada Tuhan YME agar selalu
diberi ketabahan dalam menjalani hidup dan selalu dituntun ke jalan yang benar.
b.
Keluarga, terutama orang tua tidak boleh lagi
lengah dalam pengawasan terhadap anak-anaknya
c.
Organisasi masyarakat perlu mengadakan
pendekatan terhadap warganya karena hal tersebut juga dapat membantu mencegah
tindak anarkis,
d.
Bergaul dengan teman yang baik dan serius dalam
belajar.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar