-->

Rabu, 30 Mei 2012

TANA TORAJA


TANA TORAJA
                       MATA KULIAH            : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
                       DOSEN                           : DYAN TANJUNG GUNOTOMO


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfyr61VbPQEE1WHz8XO2y-a0IMRsz57rJoEEzfA9iQKErg5iR2oqH_rZUvPpucoAWn61dioqoa-VcIESi2uaJu30GGQz0G7bscCIJ6HvWDvsgGCSgSI0_RhRnCYC14ICcyEqAZKXizzMX0/s320/Untitled.png


DISUSUN OLEH       :
NAMA                        : Lailatul Hudairiah
NPM                           : 34411058
KELAS                       : 1 ID 06


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2011/2012


Topik Makalah

TANA TORAJA


Kelas  :  1-ID06

Tanggal Upload Makalah  :  20 Mei 2012




P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



P E N Y U S U N
N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
34411058
Lailatul Hudairiah




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulisan makalah Pendidikan Kewarganegaraan mengenai Tana Toraja ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membagi wawasan sekaligus menyempurnakan pemahaman tentang budaya di Tana Toraja.

Telah selesainnya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1.     Bapak Dyan Tanjung Gunotomo selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2.     Kedua orang tua tercinta serta adik dan kakak, yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan semangat, serta doa, sehingga saya mampu menyelesaikan penulisan makalah ini.
3.     Rekan-rekan yang berada di lingkungan 1 ID06 yang membantu secara moril dan materil.
4.     Seluruh pihak yang telah sangat membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan serta kekurangan. Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan kita bersama.
Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.


                                                                                    Bekasi, Mei 2012
Lailatul Hudairiah



BAB I
 PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG
Semua orang tahu bahwa Indonesia adalah negeri yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Budaya yang beragam juga turut mewarnai tanah air Indonesia. Undang-undang mengatur kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keberagaman itu tak lantas menjadi perpecahan atau bahkan peperangan karena bangsa Indonesia adalah negara kesatuan yang diperjuangkan oleh seluruh lapisan masyarakat sejak dahulu kala.
Suku dan buadaya yang tersebar di setiap daerah hampir semuanya berbeda-beda. Sebagai warga negara yang baik maka harus mencintai negerinya sendiri sebelum mencintai negeri orang. Mencintai negeri sendiri dimulai dengan mengenali dan memahaminya sehingga dengan pengetahuan tersebut bisa mencari apa yang menarik dan unik dari daerah tersebut. Semua itu akan memupuk rasa cinta pada Negara Indonesia tercinta

1.2       TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
I.2.a    Memperluas informasi mengenai budaya Tana Toraja.
I.2.b     Mengasah kemampuan penulisan ilmiah
I.2.c     Menghidupkan kembali semangat nasionalisme

1.3       SASARAN     
            Penulisan makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat yang mayoritas aktif mengakses internet karena makalah ini saya unggah ke website blog saya http://lailatulhudairiah.blogspot.com/ agar tidak ada alasan keterbatasan waktu dan tempat untuk mempelajari hal-hal penting mengenai budaya di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Asal Masyarakat Tana Toraja
Leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).
Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk (lokal/pribumi) yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.

2.2       Sejarah
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.
Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.
Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni: Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura.Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo Cina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.

3.3       Masyarakat Tana Toraja
Beberapa Tokoh penting daiam penyebaran aluk, antara lain: Tomanurun Tambora Langi' adalah pembawa aluk Sabda Saratu' yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna. Selain daripada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu' menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, derngan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja "To Unnirui' suke pa'pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata. Kemudian Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerah sebelahtimur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta'bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : "To Unnirui' suku dibonga, To unkandei kandean pindan", yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial "To unniru'i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan", Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu dengan Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi'ti dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu', Parange menuju Buntao', Pasontik ke Pantilang, Pote'Malla ke Rongkong (Luwu), Bobolangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bangkudu Ma'dandan ke Bala (Mangkendek), Sirrang ke Dangle.
Itulah yang membuat seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo arti harfiahnya adalah "Negri yang bulat seperti bulan danMatahari". Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja.
Karena perserikatan dan kesatuan kelompok adat tersebut, maka diberilah nama perserikatan bundar atau bulat yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan kelompok adat tersebut.


BAB III
PENUTUP


3.1.      Kesimpulan
1.         Toraja merupakan warga negara Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan.
2.         Pembangunan nasional berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN.
3.         Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara adil dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.

3.2.      Saran
1.         Meningkatkan sikap persatuan dalam bergaul,
2.         Membiasakan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah
3.         Selalu bekerja sama dalam mengatasi kesulitan bersama.

BAB IV
REFERENSI




Tidak ada komentar:

Posting Komentar